Dalam terbitannya bulan April 2001, majalah Fortune menyebut Enron, yang menjadi perusahaan terbesar ke tujuh di Amerika Serikat, sebagai perusahaan paling inovatif di Amerika. Enam bulan kemudian, pada tanggal 2 Desember 2001, Enron membukukan kebangkrutannya, suatu hasil yang telah disebut sebagai kecurangan akuntansi terbesar dalam abad ke 20. Duabelas ribu karyawan tidak hanya kehilangan pekerjaan tetapi juga seluruh tunjangan hidup dan pensiunnya, yang telah diinvestasikan ke saham Enron. Pemilik saham Enron lainnya-termasuk ribuan warga Amerika biasa yang memiliki dana pensiun yang juga diinvestasikan di saham Enron-kehilangan sekitar 70 milyar dollar AS ketika nilai saham mereka jatuh sampai menjadi nol. Dalam Enron sendiri, Sherron Watkins, Wakil Presiden Enron, melihat kisah horor dimana perusahaan yang ia telah berusaha untuk menyelamatkannya dengan memperingatkan rekannya mengenai apa yang sedang terjadi, meskipun demikian kejatuhan tetap terjadi.
Kenneth Lay, seorang pengamat ekonomi dan mantan wakil menteri pada Departemen Interior Amerika Serikat, membangun Enron di tahun 1985 dengan melakukan penggabungan dua perusahaan gas alam yang memiliki sistem pipanisasi terpadu, ketika bergabung bersama, membentuk untuk pertama kalinya sistem nasional yang dapat mendistribusikan gas alam ke pabrik-pabrik seluruh negeri. Lay mengembangkan perusahaannya dengan mendapatkan pinjaman untuk membeli perusahaan lain, dan di tahun 1987 hutang yang dimiliki Enron sudah sebesar 75% dari nilai pasar sahamnya, yang berakibat menciptakan masalah yang berlarut-larut dalam perusahaan. Di tahun 1989, Lay mengangkat seorang profesional muda bergelar MBA lulusan Harvard bernama Jeffrey Skilling untuk menjadi pimpinan di Departemen Keuangan Enron.
Pemerintah AS saat itu telah tidak mengatur bisnis energi dengan mencabut banyak regulasi yang membuat harga energi tetap. Dengan mencabut peraturan itu, harga gas mulai berfluktuasi secara lebar, membuat pasar gas alam menjadi sangat berisiko baik bagi pembeli maupun penjual. Produsen gas skala kecil, terutama, mengalami kesulitan mendapatkan dana untuk eksplorasi dan pengeboran karena pasar yang berisiko membuat penyandang dana lari.
Skilling datang dengan gagasan yang inovatif dengan menjadikan Enron sebagai makelar antara pembeli dan penjual yang akan mengurangi risiko yang timbul akibat deregulasi dijalankan. Enron akan menandatangani kontrak dengan penjual untuk membeli gas mereka sebanyak jumlah yang telah ditentukan di masa yang akan datang pada harga yang pasti yang telah ditentukan juga dan kemudian menandatangani kontrak dengan pembeli untuk menjual gas selama waktu tersebut pada harga yang sama, ditambah keuntungan untuk Enron. Karena kontrak jangka panjang ini membuat harga tetap untuk beberapa tahun, mereka menghilangkan risiko baik untuk pembeli dan penjual, sehingga kedua kelompok mulai bertransaksi dengan Enron dan Enron segera menjadi perusahaan terdepan dalam bisnis perdagangan energi yang menguntungkan. Skilling membentuk sebuah tim dagang yang berisi kebanyakan dari lulusan MBA yang bisa ia pekerjakan dengan keras sehingga setiap tahunnya ia memecat karyawan di 10% performa terbawah dan memberikan penghargaan pada karyawan dengan performa terbaik.
Skilling sekarang memutuskan untuk membuat Enron memasuki pasar komoditas lain dengan gagasan perdagangan yang sama, dan alhasil karyawan Enron yang bersemangat kemudian membeli dan menjual dengan kontrak jangka panjang untuk listrik, batu bara, bubur kertas, aluminium, baja, kimia, kayu, air, broadband, dan plastik-bersamaan dengan total 1,800 jenis barang yang berbeda. Kontrak dalam komoditas ini juga mengurangi risiko dengan menetapkan harga komoditas yang berlaku di manapun untuk 1 sampai 12 tahun mendatang.
Tahun 1990, Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan, untuk membantu menjalankan bisnis perdagangan ini, dan keduanya telah datang dengan gagasan yang pandai dalam melaporkan nilai dari kontrak jangka panjang yang mereka beli atau jual. Mereka membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode “menilai pada harga pasar” (mark to market) untuk diberlakukan pada kontrak mereka. Dalam metode “mark to market”, nilai dari suatu aset dinilai (dilaporkan) dalam laporan keuangan perusahaan sebagai “nilai pasar” saat ini dari aset tersebut, yaitu, sejumlah nilai yang akan didapat bila aset secara teoritis akan dijual pada pasar terbuka. Untuk menghitung nilai pasar dari suatu kontrak, karyawan Enron akan meramal harga akan datang dari komoditas yang diperjualbelikan (seperti gas, listrik, batu bara, dan lain-lain) sepanjang kontrak berlaku. Memakai peramalan ini, mereka kemudian akan menambahkan arus kas masa datang secara teoritis kontrak tersebut, menerapkan tingkat diskonto, dan menghitung nilai saat ini bersih (net present value=NPV) dari kontrak tersebut. NPV ini yang kemudian dilaporkan sebagai “nilai sebenarnya” dari kontrak. Jika NPV lebih tinggi dari yang Enron bayarkan, lalu selisihnya dapat dilaporkan sebagai sebuah “laba” pada laporan keuangan Enron. Karyawan Enron ditekan untuk meramalkan arus kas masa datang yang tinggi dan tingkat diskonto yang rendah pada kontrak mereka, membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba yang tinggi pada investor. Tahun 1996, Skilling diangkat menjadi Presiden Direktur Enron, dan Fastow menjadi Direktur Keuangan.
Awalnya, Enron menghadapi suatu masalah. Untuk memasuki beberapa pasar yang ia perdagangkan, ia harus meminjam sejumlah uang yang sangat besar untuk membeli infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengangkut, menyimpan, dan mengirimkan komoditas yang diperdagangkan. Tetapi bila Enron mengambil hutang yang besar, menambah hutang yang sudah tinggi sebelumnya, pembeli dan penjual akan enggan untuk menandatangani perjanjian dengan perusahaan karena tingkat hutang yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan perusahaan akan bangkrut. Tingkat hutang yang tinggi juga akan menurunkan peringkat investasi dan mungkin juga akan membuat bank menarik pinjamannya kembali. Untuk mengatasi masalah ini, Enron harus menemukan cara untuk tetap mendapatkan pinjaman hutang tanpa harus melaporkan hutangnya dalam laporan keuangannya.
Andrew Fastow menemukan suatu cara yang pintar untuk menyelesaikan masalah seputar hutang tersebut dan sekaligus membersihkan banyak kontrak yang dinilai terlalu tinggi pada pembukuan Enron di saat yang sama tetap menghasilkan “pendapatan” tambahan. Membayar mahal (beberapa juta dolar AS) untuk konsultasi yang diberikan oleh divisi konsultasi keuangan Arthur Andersen (AA), Fastow, bersama konsultan AA, menyiapkan sebuah “perseroan terbatas” yang disebut “entitas tujuan khusus” (Special Purpose Entities). Aturan akuntansi membolehkan suatu perusahaan mengeluarkan pencatatan entitas tujuan khusus dari laporan keuangannya bila ada pihak independen yang memiliki kendali atas entitas tujuan khusus tersebut, dan bila pihak independen ini memiliki paling tidak 3 persen dari seluruh saham entitas tujuan khusus. Untuk memenuhi syarat tersebut, Fastow menunjuk dirinya sendiri dan karyawan Enron lainnya untuk menjadi para pimpinan di entitas ini. Individu-individu ini kemudian menginvestasikan dengan cukup uang mereka sendiri di entitas ini untuk memenuhi peraturan 3 persen, dan Fastow mentransfer cukup saham Enron ke dalam entitas untuk membuat 97% lainnya. Entitas ini kemudian meminjam sangat banyak uang, memakai saham Enron mereka sebagai jaminan. Uang yang dipinjam kemudian dibayarkan kepada Enron untuk “membeli” kontrak yang dinilai terlalu tinggi pada pembukuan Enron dan investasi gagal lainnya, dan Enron dapat mencatat uang itu sebagai “pendapatan”, bukan hutang. Entitas ini juga setuju untuk mengambil alih hutang berjalan Enron yang sangat besar dan sebaliknya, Enron mentransfer lebih banyak sahamnya ke entitas yang dibentuk itu. Fastow memberi entitas tersebut nama yang tak lazim seperti “Chewco”, “Jedi”, “Talon”, “Condor”, dan “Raptor”, dan ia dan orang-orang Enron lainnya menggaji diri mereka sendiri jutaan dolar AS sebagai gaji dan pendapatan dari kepemilikan saham 3% mereka di entitas.
Hasil akhirnya adalah entitas khusus tersebut dibiarkan memiliki hutang, dijamin oleh saham Enron, dan juga memegang kontrak yang dinilai terlalu tinggi dan investasi gagal lainnya sebagai “aset”. Karena hutang dan aset yang dibeli dari Enron oleh entitas tujuan khusus tidak harus dilaporkan pada laporan keuangan Enron, pemegang saham percaya bahwa hutang yang dimiliki Enron tidak meningkat, bahwa perusahaan mendapatkan laba yang tinggi dari penjualan kontrak dan aset lain kepada entitas ini, dan bahkan pendapatan meningkat setiap tahunnya. Sebagai auditor perusahaan dan akuntan “luar”, divisi audit Arthur Andersen memberikan penilaian bahwa laporan keuangan perusahaan telah menyajikan akuntansi yang akurat.
Sherron Watkins, seorang yang jujur, bicara terbuka, dan apa adanya yang mulai bekerja di Enron sejak 1993 dan saat itu sebagai wakil presiden di bawah Fastow, mulai curiga pada praktek akuntansi yang diperkenalkan Fastow. Sepanjang harga saham Enron cukup tinggi, nilainya akan mencukupi untuk menutup saldo hutang yang dipegang oleh entitas khusus dan hutang tersebut tetap di luar pembukuan Enron. Tetapi dia mengetahui bahwa jika harga saham jatuh , ini akan memicu aturan yang akan memaksa perusahaan untuk membubarkan entitas khusus dan membawa hutang dan aset yang dinilai terlalu tinggi kembali pada laporan keuangan Enron.
Sayangnya, di semester ke dua tahun 2001, saham Enron mulai jatuh dari tingkat 80 dolar AS per saham, sebagian hasil dari artikel di majalah Fortune edisi 5 Maret 2001 yang membantah bahwa laporan keuangan Enron “hampir tidak dapat ditembus” dan bahwa harga saham Enron terlampau tinggi. Karena harga sahamnya jatuh, akuntan Enron berjuang untuk menghimpun hutang dan aset pada entitas khusus sehingga dapat menghindari pencatatan hal tersebut di laporan keuangan perusahaan. Sherron Watkins ngeri melihat baik risiko yang meningkat akibat jatuhnya harga saham maupun usaha Fastow untuk menyembunyikannya.
Di bulan Juli 2001, karena para investor mulai lebih curiga dan harga saham perusahaan jatuh sampai 47 dolar AS per saham, Skilling tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan Presiden Direktur dengan “alasan pribadi”. Sekarang semakin yakin bahwa perusahaan mengarah ke dalam bencana, Sherron Watkins pada tanggal 22 Agustus secara pribadi menemui Ken Lay departemen legal dan memegang sebuah surat enam halaman yang menggambarkan pelanggaran akuntansi berhubungan dengan entitas tujuan khusus dan memperingatkan mereka pada apa yang ia sebut sebagai “kecurangan akuntansi terburuk yang pernah saya lihat”. “Saya gugup luar biasa”, ia tulis, “bahwa kita akan meledak dalam sebuah gelombang skandal akuntansi”. Lay dan pengacaranya, bagaimanapun, memutuskan tidak ada yang salah meskipun entitas tujuan khusus mungkin harus dibongkar akhirnya jika saham Enron berlanjut jatuh. Di depan umum, Lay mengumumkan kepada para karyawan dan investor bahwa pertumbuhan perusahaan di masa datang “telah menjadi lebih tidak pasti” dan mendesak mereka dan investor lain untuk melanjutkan investasi di saham Enron. Namun, Lay dan pimpinan lainnya secara diam-diam mulai menjual banyak saham mereka di Enron. Watkins menghubungi juga seorang temannya di Arthur Andersen yang membicarakan perhatiannya pada pimpinan auditor yang mengaudit Enron. Namun, tak ada hasilnya.
Saat Watkins dari dalam terus melanjutkan mencoba membuat perusahaan bertindak, harga saham Enron terus jatuh. Tanggal 16 Oktober 2001, Enron mengumumkan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk mengambil alih hutang dan aset pada entitas, memaksanya untuk menanggung 544 juta dolar AS dengan labanya saat ini dan mengurangi nilai ekuitas sebesar 1,2 milyar dolar AS, tepat seperti yang Sherron Watkins telah peringatkan terjadi.
Satu minggu kemudian, tanggal 22 Oktober, SEC mengumumkan nahwa mereka sedang menyelidiki entitas tujuan khusus yang dimiliki Enron. Sehari kemudian Fastow dipecat. Tanggal 8 November 2001, perusahaan mengumumkan bahwa mereka dipaksa untuk menyajikan kembali seluruh laporan keuangannya dari tahun 1997 karena dipaksa untuk menggabungkan entitas tujuan khususnya ke dalam laporan keuangan perusahaan. Penyajian kembali dibuat untuk mengurangi ekuitas pemegang saham sebesar 1,2 milyar dolar AS dan untuk menambah hutang perusahaan sebesar 2,6 milyar dolar AS. Bulan November 2001, harga saham jatuh sampai 1 dolar AS per saham, dan perusahaan jatuh ke dalam kebangkrutan.
Tanggal 22 Februari 2002, Sherron Watkins menghadap anggota kongres dan di hadapan umum mengutarakan apapun yang ia tahu tentang praktek akuntansi perusahaan. Disebut sebagai “peniup peluit yang berani” oleh surat kabar, dia mencatat bahwa Andrew Fastow telah mencoba memecatnya dan merampas komputernya ketika ia tahu bahwa dia mencoba memperingatkan atasannya tentang masalah yang akan terjadi.
Sementara itu, karyawan Arthur Andersen, dalam usahanya menutupi peran mereka dalam membentuk entitas khusus dan kemudian menyatakan opini atas laporan keuangan perusahaan, ditangkap sedang menghancurkan dokumen-dokumen tentang keterlibatan Andersen dengan Enron. Bulan Juni 2001, kantor akuntan tersebut dinyatakan bersalah telah menghalangi proses pengadilan karena menghancurkan dokumen dan dipaksa untuk menghentikan operasinya sebagai kantor akuntan, secara efektif menghancurkan karir ribuan karyawannya.
Pertanyaan:
- Apa saja masalah sistemik, korporasi, dan individu yang timbul dalam kasus ini?
- Jika nilai saham Enron tidak jatuh, entitas tujuan khusus mungkin dapat melanjutkan operasinya sampai kapanpun. Misalkan saham Enron tidak jatuh, dan umpamakan bahwa praktek akuntansinya mengikuti peraturan prinsip akuntansi yang diterima umum (umpamakan praktik akuntansi Enron diperbolehkan oleh peraturan akuntansi diterima umum). Dalam kasus ini, dalam pandangan anda, adakah kesalahan yang Enron lakukan? Terangkan.
- Siapa, menurut penilaian anda, secara moral bertanggung jawab atas kejatuhan Enron?
Jawaban:
Isu-isu yang timbul dalam kasus ini:
- Masalah sistemik
Masalah sistemik lain adalah aturan akuntansi membolehkan suatu perusahaan mengeluarkan pencatatan entitas tujuan khusus dari laporan keuangannya bila ada pihak independen yang memiliki kendali atas entitas tujuan khusus tersebut, dan bila pihak independen ini memiliki paling tidak 3 persen dari seluruh saham entitas tujuan khusus. Hal ini seharusnya tetap dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk supaya para pemangku kepentingan mengetahui secara benar kondisi keuangan yang dialami perusahaan. Dalam kasus Enron hal ini tidak berlaku.
- Masalah di tingkat korporasi
Masalah kedua ialah pada saat karyawan Enron ditekan untuk membuat ramalan arus kas masa datang yang sangat tinggi (cenderung fiktif) dan tingkat diskonto yang rendah pada kontrak mereka, sehingga membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba yang tinggi pada investor. Padahal kenyataannya Enron menilai terlampau tinggi nilai ramalan arus kas masa depannya, hal ini bertujuan untuk mengelabui investor supaya selalu menanamkan modalnya di saham Enron. Dengan begitu, harga saham Enron akan naik dan nilai pasarnya meningkat sehingga dapat menutupi nilai hutangnya.
Masalah ketiga, Enron harus meminjam sejumlah uang yang sangat besar untuk membeli infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengangkut, menyimpan, dan mengirimkan komoditas yang diperdagangkan. Namun Enron tidak bisa begitu saja mencari pinjaman tambahan lagi dari pihak bank karena akan menjadi tambahan hutang yang besar di laporan keuangannya dan itu tidak baik bagi Enron karena akan menurunkan peringkat investasinya. Oleh karena itu Enron membentuk anak perusahaan dengan tujuan khusus, yaitu digunakan untuk mencari pinjaman dari bank seolah-olah bukan Enron yang meminjam tetapi anak perusahaannya. Jadi laporan keuangan Enron tetap “bersih”.
Masalah lainnya adalah keterlibatan Arthur Andersen dalam merekayasa laporan keuangan Enron. Andersen yang seharusnya hanya bertindak sebagai auditor dari Enron, telah melacurkan diri untuk terlibat dalam operasional akuntansi sehari-hari seperti layaknya akuntan luar, hal ini telah melanggar independensi dan obyektivitas yang harus dimiliki oleh auditor yang melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan.
- Masalah di tingkat individu
Individu kedua adalah Jeffrey Skilling, perannya adalah membuat Enron menjadi perusahaan perdagangan yang sangat ekspansif namun mengesampingkan rambu-rambu aturan yang berlaku baik itu aturan dari SEC maupun juga prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ia bersama Fastow juga merayu pihak SEC untuk menerima metode akuntansi yang menguntungkan Enron. Praktek-praktek pendekatan kepada pejabat seperti ini sangat diharamkan dalam bisnis modern karena hanya menguntungkan segelintir pihak namun merugikan sebagian besar pelaku pasar.
Selanjutnya adalah Andrew Fastow, inilah pelaku utama kecurangan ini yaitu dengan penuh manipulasi membentuk entitas khusus yang hanya dipakai untuk menampung hutang Enron sedemikian rupa sehingga laporan keuangan Enron bersih dari hutang dan mencatatkan laba yang tinggi. Bersama orang Enron lainnya, ia memperkaya dirinya sendiri dari gaji yang tinggi dan pendapatan dari saham di entitas khusus sampai jutaan dolar AS. Ia pun juga berusaha memecat Sherron Watkins, si peniup peluit kasus ini, dan juga berusaha merampas komputernya untuk menghilangkan bukti-bukti.
Beberapa orang dari Arthur Andersen juga terlibat dalam kecurangan terbesar ini karena juga ikut memanipulasi pembentukan entitas khusus dan memberikan opini yang menyatakan laporan keuangan Enron telah dilaporkan dengan akurat dan wajar. Mereka juga berusaha lari dari tanggung jawab dengan berusaha menghancurkan dokumen-dokumen yang merupakan bukti keterlibatannya. Untunglah mereka segera ditangkap juga.
Meskipun nilai saham Enron tidak jatuh sehingga entitas tujuan khusus mungkin dapat melanjutkan operasinya, juga prinsip akuntansi yang diterima umum membolehkan praktik akuntansi Enron, menurut pandangan kami tetap saja Enron melakukan kesalahan yaitu:
- Hutang Enron yang sudah tinggi sebelum kasus ini muncul. Semakin tinggi tingkat hutang maka semakin besar kemungkinan perusahaan itu bangkrut, juga semakin rendah peringkat investasinya.
- Enron menekan karyawannya untuk memanipulai ramalan arus kas masa datang dengan sangat tinggi (cenderung fiktif) dan tingkat diskonto yang rendah pada kontrak mereka, sehingga membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba yang tinggi pada investor, padahal kenyataannya tidak demikian. Hal ini bertujuan untuk mengelabui investor supaya selalu menanamkan modalnya di saham Enron. Dengan begitu, harga saham Enron akan naik dan nilai pasarnya meningkat sehingga dapat menutupi nilai hutangnya.
- Enron melakukan praktek-praktek yang rakus, licik, dan menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan setinggi-tingginya. Jelas praktek tersebut melanggar etika walaupun belum tentu melanggar hukum yang berlaku.
Menurut penilaian kami, secara moral yang bertanggung jawab atas kejatuhan Enron adalah:
- Pemerintah AS, dalam hal ini SEC, yang sangat tidak menjaga kepentingan investor untuk mendapatkan iklim investasi yang sehat dan aman. Malah pejabat SEC terlibat dalam mempermudah Enron untuk mempraktekan kecurangannya dengan membiarkan Enron “menggoreng” laporan keuangannya.
- Para pemimpin Enron, baik Kenneth Lay, Jeffrey Skilling, apalagi Andrew Fastow, dan juga beberapa karyawan Enron lainnya yang secara sadar dan sengaja terlibat dalam manipulasi nilai aset dan laba perusahaan yang membuat investor tertarik menanamkan modalnya padahal mereka baru saja membakar banyak uangnya.
- Arthur Andersen, sebagai auditor seharusnya mereka memeriksa dengan obyektivitas dan independensi yang tinggi, namun karena terbujuk oleh uang mereka malah terlibat dalam manipulasi laporan keuangan Enron yang pada akhirnya merugikan banyak pihak sampai milyaran dolar AS. Sungguh luar biasa kecurangan ini sampai-sampai disebut sebagai kecurangan akuntansi terbesar dalam abad ke 20.
Permasalahan Akuntansi Keuangan dan Manajemen
1. Kompetensi, Kerahasiaan, Integritas dan Objektivitas dari Akuntan Manajemen
• Kompetensi
Akuntansi manajemen mempunyai tanggung jawab untuk:
1. Mempertahankan kompetensi professional pada level yang semestinya
2. Melaksanakan tugas-tugas professional sesuai dengan hokum, peraturan dan standar teknis yang relevan
3. Menyiapkan laporan secara lengkap dan jelas serta memberi rekomendasi setelah melakukan analisis yang layak terhadap informasi yang relevan dan handal
• Kerahasian
Akuntansi manajemen mempunyai tanggung jawab untuk:
1. Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam menjalankan pekerjaannya kecuali mendapat wewenang atau karena adanya kewajiban hokum untuk mengungkapkan hal tersebut
2. Menginformasikan kepada bawahannya tentang kerahasiaan informasi yang diperoleh selama menjalankan pekerjaan dan mengawasi aktivitas mereka untuk meyakinkan bahwa mereka tetap menjaga kerahasiaan
3. Tidak memanfaatkan atau mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh selama menjalankan pekerjaannya demi ke untungan illegal dan tidak etis, baik bagi dirinya sendiri atau pihak ketiga
• Integritas
Akuntansi manajemen mempunyai kewajiban untuk:
1. Menghindari adanya kepentingan dan member nasehat kepada pihak yang berkepentingan terhadap konflik-konflik yang potensial yang terjadi
2. Menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan keraguan terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis
3. Menolak segal bentuk hadiah, tanda mata atau keramahan yang dapat mempengaruhi tindakan mereka
4. Tidak menumbangkan baik secara efektif maupun pasif hasil-hasil yang dicapai organisasi yang sah serta tujuan-tujuan etis
5. Mengenalkan dan mengkomunikasikan batasan-batasan professional atau kendala lain yang akan menghambat kebijakan-kebijakan yang bertanggung jawab atau kesuksesan kinerja dari suatu aktivitas
6. Mengkomunikasikan informasi dan kebijakan-kebijakan atau opini-opini, baik yang bersifat menguntungkan ataupun yang tidak menguntungkan
7. Tidak melakukan atau mendukung aktivitas yang dapat mengkreditkan profesi
• Objektivitas
Akuntansi manajemen bertanggung jawab untuk:
1. Mengkomunikasikan informasi secara wajar dan objektif
2. Mengungkapkan seluruh informasi yang diharapkan relevan untuk mempengaruhi pemakai untuk memahami laporan, komentar dan rekomendasi yang disajikan
Contoh :
kasus penyimpangan pajak yang melibatkan anak perusahaan PT BHI, pejabat pajak, dan kantor akuntan publik terkemuka yang merupakan salah satu dari the big five yang terungkap baru-baru ini dan terancam undang-undang anti suap perusahaan Amerika yang beroperasi di luar negeri. Contoh lainnya adalah kasus ENRON, HIH, dan perlunya audit ulang PT Telkom karena ditolaknya laporan keuangan auditan PT Telkom oleh Security Exchange Commission (SEC).
2. Whistle Blower
Whistle Blower merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Whistle blowing berkaitan dengan kecurangan yang merugikan perusahaan sediri maupun pihak lain.
Hal ini merupakan isu yang penting dan dapat berdampak buruk, baik kepada individu tersebut maupun organisasi yang dilaporkan (Vinten, 1994). Menurut Vardi dan Wiener (1996), tindakan ini termasuk tindakan menyimpang karena menyalahi aturan inti pekerjaan dalam perusahaan yang harus dipatuhi oleh semua pekerja. Sedangkan menurut Moberg (1997) tindakan ini dikategorikan sebagai pengkhianatan terhadap perusahaan.
Whistle Blowing dalam perusahaan (misalnya atasan) dapat disebut sebagai perilaku menyimpang tipe O jika termotivasi oleh identifikasi perasaan yang kuat terhadap nilai dan misi yang dimiliki perusahaan, dengan kepedulian terhadap kesuksesan perusahaan itu sendiri. Sedangkan tindakan whistle blowing yang bersifat ”pembalasan dendam” dikategorikan sebagai perilaku menyimpang tipe D karena ada usaha untuk menyebabkan suatu bahaya. Sementara itu, beberapa peneliti menganggap whistle blowing sebagai suatu bentuk tindakan kewarganegaraan yang baik (Dworkin & Nera, 1997), harus didorong dan bahkan dianugerahi penghargaan. Namun, whistle blowing biasanya dipandang sebagai perilaku menyimpang. Para atasan menganggapnya sebagai tindakan yang merusak yang kadang berupa langkah pembalasan dendam yang nyata (Near & Miceli, 1986). Para atasan berpendapat bahwa pada saat tindakan yang tidak etis terungkap, maka mereka harus berhadapan dengan pihak intern mereka sendiri. Penelitian Near & Miceli mengungkapkan bahwa whistle blower lebih memilih melakukan aksi balas dendam apabila mereka tidak mendapat dukungan yang mereka inginkan dari atasannya, insiden yang terjadi tergolong serius, dan menggunakan sarana eksternal untuk melaporkan kesalahan yang ada.
Kita dapat mengidentifikasi pola tingkatan dari OMB, yaitu sebuah tindakan tidak pantas yang dilakukan di dalam organisasi/perusahaan dan anggota dalam perusahaan memutuskan untuk menentang norma loyalitas kepada perusahaan dan mengungkapkan tindakan tidak pantas tadi kepada pihak luar. Dampaknya, organisasi/perusahaan akan melakukan tindakan menyimpang lebih jauh dengan mengambil aksi balas dendam kepada whistle blower tadi.
Perilaku whistle blowing berkembang atas beberapa alasan. Pertama, pergerakan dalam perekonomian yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan, keahlian, dan kepedualian sosial dari para pekerja. Kedua, keadaan ekonomi sekarang telah memberi informasi yang intensif dan menjadi penggerak informasi. Ketiga, akses informasi dan kemudahan berpublikasi menuntun whistle blowing sebagai fenomena yang tidak bisa dicegah atas pergeseran perekonomian ini (Rothschild & Miethe, 1999).
Tidaklah mudah untuk memastikan terjadinya whistle blowing. Rothschild & Miethe (1999) mendapatkan informasi yang menarik tentang hal ini. Dengan menngunakan sampel pekerja dewasa di US, ditemukan bahwa 37% dari mereka menemukan tindakan menyimpang di dalam lingkungan kerja mereka dan 62% dari porsi ini melakukan tindakan whistle blowing. Namun hanya 16% yang melaporkan ke pihak eksternal, sisanya hanya melapor kepada pihak internal yang memiliki kuasa lebih tinggi.
Miceli & Nera (1997) memandang whistle blowing sebagai antisocial OB. Antisocial OB adalah tindakan intens yang bersifat membahayakan yang dilakukan anggota organisasi terhadap individu, kelompok, atau organisasi. Untuk perilaku whistle blowing yang diklasifikasikan kedalam golongan ini harus dipastikan tingkat bahaya yang dihasilkan. Perilaku ini sejalan dengan OMB tipe D, yang juga dianggap sebagai aksi balas dendam.
De George (1986) menetapkan tiga kriteria atas whistle blowing yang adil. Pertama organisasi yang dapat menyebabkan bahaya kepada para pekerjanya atau kepada kepentingan publik yang luas. Kedua, kesalahan harus dilaporkan pertama kali kepada pihak internal yang memiliki kekuasaan lebih tinggi, dan ketiga, apabila penyimpangan telah dilaporkan kepada pihak internal yang berwenang namun tidak mendapat hasil, dan bahkan penyimpangan terus berjalan, maka pelaporan penyimpangan kepada pihak eksternal dapat disebut sebagai tindakan kewarganegaraan yang baik.
Menurut James (1984), whistle blower dalam for-profit organization akan dikenakan pemutusan kerja. Mereka juga akan masuk dalam blacklist yang tidak mendapat surat rekomendasi. Sementara itu, dalam non-for-profit organization, whistle blower biasanya dipindahkan, diturunkan posisinya, dan tidak akan mendapat promosi.
Perilaku whistle blowing dapat terjadi sebagai akibat dari penanaman nilai yang kuat atas suatu organisasi, mencakup bagaimana dan apa nilai-nilai serta budaya yang terdapat dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosial dan budaya organisasi merupakan pengaruh yang kuat terhadap terjadinya whistle blowing.
Whistle bowing dibedakan menjadi 2 yaitu whistle blowing internal dan whistle blowing eksternal.
Whistle blowing internal terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya.
Whistle blowing eksternal terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Contoh:
Contoh kasus di negara lain Jeffrey Wigand adalah seorang Whistle Blower yang sangat terkenal di Amerika Serikat sebagai pengungkap sekandal perusahaan The Big Tobbacoh. Perusahaan ini tahu bahwa rokok adalah produk yang gaddictiveh dan perusahaan ini menambahkan bahan gcarcinogenich di dalam ramuan rokok tersebut. Kita tahu bahwa gcarcinogenic adalah bahan berbahaya yang dapat menimbulkan kanker. Yang perlu diingat bahwa Whistle Blower tidak hanya pekerja atau karyawan dalam bisnis melainkan juga anggota di dalam suatu institusi pemerintahan (Contoh Khairiansyah adalah auditor di sebuah institusi pemerintah benama BPK).
3. Creative accounting
Creative accounting adalah usaha yang dilakukan manajemen perusahaan dalam mendongkrak laba perusahaan dengan melakukan modifikasi data keuangan yang ada pada laporan keuangan melalui cara-cara yang kreatif. Cara-cara tersebut dapat berupa manipulasi terhadap data akuntansi atau mencari celah-celah yang ada pada standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Akuntansi kreatif, bisa juga disebut akuntansi yang agresif, adalah manipulasi angka-angka finansial, biasanya dalam surat hukum dan standar akuntansi, namun sangat menentang semangat mereka dan tentunya tidak menyediakan "benar dan adil" pandangan perusahaan yang seharusnya rekening untuk.
Tujuan khas akuntansi kreatif akan mengembang angka keuntungan. Beberapa perusahaan juga dapat mengurangi melaporkan laba di tahun-tahun yang baik untuk hasil yang halus. Aktiva dan kewajiban juga dapat dimanipulasi, baik untuk tetap dalam batas-batas seperti perjanjian utang, atau untuk menyembunyikan masalah.
Khas trik akuntansi kreatif meliputi keseimbangan pembiayaan lembar, terlalu optimis pengakuan pendapatan dan penggunaan berlebihan non-berulang item.
Istilah "window dressing" memiliki arti yang sama bila diterapkan ke account, namun istilah yang lebih luas yang dapat diterapkan ke daerah lain. Di Amerika Serikat sering digunakan untuk menggambarkan manipulasi angka-angka kinerja investasi portofolio. Dalam konteks rekening, "window dressing" lebih mungkin dibandingkan "akuntansi kreatif" untuk menyiratkan praktek-praktek ilegal atau penipuan, tapi perlu melakukannya.
Teknik-teknik perubahan akuntansi kreatif dari waktu ke waktu. Seiring dengan perubahan standar akuntansi, teknik yang akan bekerja berubah. Banyak perubahan dalam standar akuntansi dimaksudkan untuk memblokir rekening tertentu cara memanipulasi, yang berarti mereka bermaksud akuntansi kreatif perlu menemukan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Pada saat yang sama, perubahan lainnya, berniat baik, dalam standar akuntansi membuka peluang baru untuk akuntansi kreatif (penggunaan nilai wajar adalah contoh yang baik dari ini).
Banyak (tetapi tidak semua) teknik akuntansi yang kreatif mengubah angka utama ditunjukkan dalam laporan keuangan, tapi membuat diri mereka terlihat di tempat lain, paling sering dalam catatan ke rekening. Pasar telah terkejut oleh berita buruk sebelum tersembunyi dalam catatan, sehingga pendekatan rajin dapat memberikan keuntungan.
Contoh:
Di Indonesia terdapat beberapa kasus creative accounting seperti kasus manipulasi penjualan Kimia Farma, Great River dan lain-lain. Kasus-kasus tersebut menunjukkan bagaimana manipulasi laporan keuangan dapat dijadikan cara untuk menipu investor, petugas pajak, pemilik perusahaan, kreditor dan lain-lain.
Para akuntan publik, auditor internal perusahaan dan aparat penegak hukum sering tidak mampu mendeteksi teknik-teknik creative accounting yang semakin canggih yang dilakukan para penjahat kerah putih. Skill dan keahlian para penegak hukum di Indonesia sangatlah minim apalagi dalam bidang akuntansi keuangan. Sisi lain, para penyusun laporan keuangan tidak memahami apa saja konsekuensi dari tindakan manipulasi laporan keuangan yang mereka lakukan.
Oleh Karena itu kami Stufen International menyelenggarakan pelatihan terkait dengan trik-trik manipulasi laporan keuangan yang mungkin dilakukan oleh para penyusun laporan keuangan dan aspek legal creative accounting.
4. Fraud Accounting
Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
Karakteristik Kecurangan Akuntansi
Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing, dilihat dari pelaku Fraud maka secara garis besar kecurangan dapat digolongkan menjadi dua jenis di pihak perusahaan, yaitu :
Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena adanya dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregulatities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan, kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan.
Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets). Kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan kartena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah :
1. Penggelapan terhadap penerimaan kas.
2. Pencurian aktiva perusahaaan.
3. Mark-up harga.
4. Transaksi tidak resmi.
5. Oleh pihak diluar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di USA kecurangan akuntansi telah berkembang secara luas. Spathis (2002) menjelaskan bahwa di USA kecurangan akuntansi menimbulkan kerugian yang sangat besar di hampir seluruh industri. Kerugian dari kecurangan akuntansi di pasar modal adalah menurunnya akuntabilitas manajemen dan membuat para pemegang saham meningkatkan biaya monitoring terhadap manajemen. Pada umumnya kecurangan akuntansi berkaitan dengan korupsi. Dalam korupsi, tindakan yang lazim dilakukan diantaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi.
Contoh:
Terungkapnya kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia Farma yang overstated, yaitu adanya penggelembungan laba bersih tahunan senilai Rp 32,668 miliar (karena laporan keuangan yang seharusnya Rp 99,594 miliar ditulis Rp 132 miliar). Kasus ini melibatkan sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi auditor perusahaan tersebut ke pengadilan, meskipun KAP tersebut yang berinisiatif memberikan laporan adanya overstated (Tjager dkk., 2003). Dalam kasus ini terjadi pelanggaran terhadap prinsip pengungkapan yang akurat (accurate disclosure) dan transparansi (transparency) yang akibatnya sangat merugikan para investor, karena laba yang overstated ini telah dijadikan dasar transaksi oleh para investor untuk berbisnis.
5. Fraud Auditing
Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
Sebelum kita bahas lebih lanjut ada baiknya kita bahas dulu mengenai kecurangan itu sendiri. Kecurangan (fraud) perlu dibedakan dengan kesalahan (Errors). Kesalahan dapat dideskripsikan sebagai “Unintentional Mistakes” (kesalahan yang tidak di sengaja). Kesalahan dapat terjadi pada setiap tahapan dalam pengelolaan transaksi terjadinya transaksi, dokumentasi, pencatatan dari ayat-ayat jurnal, pencatatan debit kredit, pengikhtisaran proses dan hasil laporan keuangan. Kesalahan dapat dalam banyak bentuk matematis. Kritikal, atau dalam aplikasi prinsip-prinsip akuntansi. Terdapat kesalahan jabatan atau kesalahan karena penghilangan / kelalaian, atau kesalahan dalam interprestasi fakta. “ Commission ” merupakan kesalahan prinsip (error of principle), seperti perlakuan pengeluaran pendapatan sebagai pengeluaran modal. Sedangkan “ Omission ” berarti bahwa suatu item tidak dimasukkan sehingga menyebabkan informasi tidak benar.
Apabila suatu kesalahan adalah disengaja, maka kesalahan tersebut merupakan kecurangan (fraudulent). Istilah “Irregulary” merupakan kesalahan penyajian keuangan yang disengaja atas informasi keuangan. Auditor terutama tertarik pada pencegahan, deteksi, dan pengungkapan kesalahan-kesalahan karena alasan berikut ;
Eksistensi kesalahan dapat menunjukan bagi auditor bahwa catatan akuntansi dari kliennya tidak dapat dipercaya dan dengan demikian tidak memadai sebagai suatu dasar untuk penyusunan laporan keuangan. Adanya sejumlah besar kesalahan dapat mengakibatkan auditor menyimpulakan bahwa catatan akuntansi yang tepat tidak dilakukan.
Apabila auditor ingin mempercayai pengendalian intern, ia harus memastikan dan menilai pengendalian tersebut dan melakukan pengujian ketaatan atas operasi. Apabila pengujian ketaatan menunjukan sejumlah besar kesalahan, maka auditor tidak dapat mempercayai pengendalian intern.
Apabila kesalahan cukup material, kesalahan tersebut dapat mempengaruhi kebenaran (truth) dan kewajaran (fairness) laporan tersebut.
Penyebab Terjadinya Kecurangan J.S.R. Venables dan KW Impley dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424) mengemukakan kecurangan terjadi karena :
Penyebab Utama:
Penyembunyian (concealment), Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari deteksi dan hukuman sebagai akibatnya.
Kesempatan/Peluang (Opportunity), Pelaku perlu berada pada tempat yang tpat, waktu yang
tepat agar mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam system dan juga menghindari deteksi.
Motivasi (Motivation), Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian,
suatu kebutuhan pribadi seperti ketamakan/kerakusan dan motivator yang lain.
Daya tarik (Attraction), Sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu menarik bagi pelaku.
Keberhasilan (Success)Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik menghindari penuntutan atau deteksi. .
Penyebab Sekunder
a. “A Perk”
Kurang pengendalian, mengambil keuntungan aktiva organisasi dipertimbangkan sebagai suatu tunjangan karyawan.
b. Hubungan antar pemberi kerja/pekerja yang jelek
Yaitu saling kepercayaan dan penghargaan telah gagal. Pelaku dapat mengemukakan alasan bahwa kecurangan hanya menjadi kewajibannya.
c. Pembalasan dendam (Revenge)
Ketidaksukaan yang hebat terhadap organisasi dapat mengakibatkan pelaku berusaha merugikan organisasi tersebut.
d. Tantangan (Challenge)
Karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat mencari stimulasi dengan berusaha untuk “memukul sistem”, sehingga mendapatkan suatu arti pencapaian (a sense of achievement), atau pembebasan frustasi (relief of frustation) 2.3 Tanda-Tanda Peringatan Untuk Kecurangan Meskipun pada suatu kesempatan pemeriksa intern melakukan penugaan langsung dalam penyelidikan kecurangan yang dicurigai atau aktual, bagian yang lebih besar dari usahanya yang berorientasi kecurangan merupakan suatu bagian yang integral dari penugasan audit yang lebih luas. Usaha yng berorientasi pada kecurangan ini dapat dalam bentuk prosedur khusus, termasuk dalam program audit yang lebih luas. Usaha yang berorientasi kecurangan tersebut dapat termasuk seluruh dari kesiapsiagaan umum dari pemeriksa intern ketika ia melaksanakan seluruh bagian dari penugasan audit ini. Kesiapsiagaan ini termasuk berbagai area, kondisi dan pengembangan yang memberikan tanda-tanda peringatan. 2.4 Area – Area yang Sensitif Pemeriksaan intern khususnya harus waspada terhadap area yang sensitive untuk penelaahan yang dalam.
Berikut ini beberapa contoh yang mengungkapkan ketidakberesan :
1. Modal kerja yang tidak cukup
Hal ini dapat menunjukkan masalah seperti ekspansi yang berlebihan, penurunan pendapatan, transfer atau pemindahan dana ke perusahaan yang lain, kredit yang tidak memadai, dan pengeluaran yang berlebihan. Pemeriksa intern berhati-hati terhadap pengalihan dana ke penggunaan pribadi melalui metode-metode seperti penjualan yang tidak tercatat dan pengeluaran yang fiktif.
2. Perputaran yang cepat dalam posisi keuangan
Kehilangan personil akuntansi dan keuangan dan yang penting dapat menandai kinerja yang tidak memadai dan mengakibatkan kelemahan dalam pengendalian intern. Akuntabilitas untuk dana dan sumber daya yang lain harus ditetapkan ketika pemberhentian kerja.
3. Penggunaan procuremen pemasokan sendiri (sole-source procurement)
Praktik-praktik procuremen yang baik mendorong kompetisi untuk memastikan bahwa organisasi memperoleh material atau peralatan yang diperlukan dengan harga yang paling baik. Procuremen pemasokan sendiri, apabila tidak cukup dijustifikasi menunjukkan favoritisme atau pembayaran kembali (kickbacks) yang potensial.
4. Biaya perjalanan yang berlebihan
Dalam menelaah perjalanan, auditor perlu berhati-hati untuk perjalanan yang tidak diotorisasi atau pribadi, dan perjalanan atau biaya-biaya lain yang tidak disokong.
5. Pemindahan dana antara perusahaan afiliasi atau divisi
Suatu pola pemindahan dana antar perusahaan atau divisi mungkin menunjukkan pinjaman yang tidak diotorisasi, penutupan kekurangan, atau pengendalian yang tidak memadai atas dana.
Dibawah ini adalah beberapa daftar yang disusun oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) pada tahun 1979 mengenai kondisi-kondisi atau kejadian-kejadian yang dapat menandai adanya kecurangan:
1. Manajemen senior yang sangat menguasai/mendominasi dan terdapat satu atau lebih kondisi berikut atau yang sama :
Dewan direksi dan/atau panitia audit yang tidak efektif.
Indikasi dari penolakan manajemen atas pengendalian akuntansi internal yang penting
Kompensasi atau opsi saham yang signifikan yang berkaitan dengan kinerja yang dilaporkan atau terhadap transaksi khusus, yaitu manajemen senior mempunyai pengendalian nyata atau penuh
Indikasi kesulitan keuangan pribadi dari manajemen senior.
Perebutan perwalian yang melibatkan pengendalian perusahaan atau status dari manajemen senior.
2. Kemerosotan atau kemunduran dari mutu pendapatan yang dibuktikan oleh :
Penurunan dalam volume atau mutu penjualan (misalnya, risiko kredit yang meningkat atau penjualan sama dengan atau dibawah harga pokok)
Perubahan yang signifikan dalam praktik usaha.
Kepentingan yang berlebihan oleh manajemen senior dalam laba per saham (EPS/Earnings per Share) yang dipengaruhi oleh pilihan akuntansi.
3. Kondisi usaha yang dapat menciptakan tekanan yang tidak biasa :
Modal kerja yang tidak memadai
Kelenturan/fleksibilitas yang kecil dalam pembatasan hutang, seperti rasio modal kerja dan keterbatasan dalam pinjaman tambahan.
Perluasan atau ekspansi yang cepat dari suatu produk atau lini usaha yang menyolok sekali dengan melebihi rata-rata industri.
Investasi yang besar dari sumber daya pemisahan dalam suatu industri yang mengalami perubahan cepat,seperti suatu industri yang bertekhnologi tinggi.
Menurut Statement on auditing Standars (SAS) No.1, tanggungjawab dari auditor independent untuk kegagalan mendeteksi kecurangan (yang tanggungjawabnya berbeda seperti klien dari pihak lain) timbul hanya apabila kegagalan tersebut secara jelas berakibat dari ketidaktaatan terhadap standar auditing yang berlaku. Karena litigasi yang meningkat terhadap akuntan dan perhatian auditor eksternal bahwa mungkin terdapat pernyataan salah yang material sebagai hasil dari kecurangan, profesi di Amerika Serikat mengembangkan SAS 16. pernyataan ini menggantikan SAS No. 1 yang berkaitan dengan tanggungjawab auditor terhadap kecurangan. SAS No.16 menyatakan : Sebagai konsekuensinya menurut standar auditing yang berlaku umum, auditor independen mempunyai tanggungjawab dengan keterbatasan yang melekat pada proses auditing, untuk merenjanakan pengujiannya untuk mencari kesalahan atau ketidakberesan yang akan mempunyai pengaruh yang material atas laporan keuangan, dan melakukan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama dalam melakukan pengujian.
Dengan demikian pernyataan ini mensyaratkan auditor khususnya mencari ketidak beresan yang mempunyai suatu pengaruh yang meterial atas laporan keuangan. Perubahan penekanan diatas oleh auditor eksternal pada gilirannya membantu membereskan auditor interen dari tanggungjawab langsung terhadap kecurangan dalam organisasi.
Contoh kasus kecurangan audit:
Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), kecurangan (fraud) dalam pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat memberikan konsekuensi negatif yang signifikan terhadap para investor dan eksekutif.
Penelitian COSO tersebut, dengan menelaah tuduhan kecurangan laporan keuangan yang diselidiki oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dalam kurun waktu sepuluh tahun antara tahun 1998 – 2007, menemukan fakta bahwa berita dugaan kecurangan telah mengakibatkan penurunan abnormal harga saham rata-rata 16,7% dalam dua hari setelah diumumkan. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan seringkali mengalami kebangkrutan, delisting dari bursa efek, atau harus menjual aset, dan sembilan dari sepuluh kasus-kasus SEC tersebut menyebutkan CEO dan/atau CFO perusahaan yang bersangkutan diduga terlibat dalam kecurangan.
Chairman COSO, David Landsittel, mengatakan bahwa analisis mendalam dalam penelitian tersebut terkait tentang sifat, jangkauan, dan karakteristik dari kecurangan pelaporan keuangan memberikan pemahaman yang sangat membantu tentang isu-isu baru dan berkelanjutan yang perlu segera ditangani. ”Semua pihak yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan harus terus berfokus pada cara-cara untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan,” kata Landsittel. ”COSO berencana untuk mensponsori penelitian lanjutan mengenai kecurangan pelaporan keuangan, serta pengembangan lebih lanjut pedoman pengendalian internal, untuk membantu pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan.”
Etika Dalam Akuntansi Keuangan Dan Manajemen
Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka paraakuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis (Anshori,2002). Dalam hubungannya dengan kesadaran etika, disebutkan bahwa masalah ini seringmencuat sebagai salah satu persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal. Menurut SriMulyani seperti dikutip dari Islahuddin dan Soesi (2002) menyatakan bahwa akuntan lokalsudah terbiasa dengan kondisi hitungan seimbang, yang dipaksa melindungi perusahan klien dari kebobrokan keuangan. Akibatnya dengan adanya kesadaran etis yang rendah memberigambaran kekurangsiapan akuntan lokal menghadapi pasar global.Untuk itu perlu lagi bagi para akuntan manajemen maupun para lulusan jurusanakuntansi yang kelak mengambil profesi sebagai akuntan akuntan manajemen untuk meninjau standar etika bagi akuntan manajemen yang dikeluarkan oleh Institute of Management Accountants, agar menampilkan karakteristik akuntan yang berkualitas dan mampu menjaga profesionalismenya di era globalisasi ini. Standard Etik Untuk Akuntan Manajemen. (Standars of Ethical Conduct for Management Accountants).A. Kompetensi (Competence)
Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya.
Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk :
1. Mempertahankan tingkat yang memadai kompetensi profesional dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan,
2. Melakukan tugas mereka sesuai dengan hukum yang berlaku, peraturan, standar profesional dan standar teknis,
3. Membuat laporan yang jelas dan komprehensif untuk memperloleh informasi yang relevan dan dapat diandalkan.
B. Kerahasiaan (Confidentiality)
Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya.
Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk :
1. Merahasiakan informasi yang diperoleh dalam pekerjaan, kecuali bila diizinkan oleh yang berwenang atau diperlukan secara hukum.
2. Berdasarkan sub ordinat informasi mengenai kerahasiaan informasi adalah sebagai bagian dari pekerjaan mereka untuk memantau dan mempertahankan suatu kerahasiaan informasi.
3. Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam pekerjaan untuk mendapatkan keuntungan ilegal atau tidak etis melalui pihak ketiga.
C. Kejujuran (Integrity)
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan profesionalnya.
Tanggung jawab akuntan manajemen :
1. Menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat.
2. Menahan diri dan tidak terlibat dalam segala aktivitas yang dapat menghambat kemampuan.
3. Menolak hadiah, permintaan, keramahan atau bantuan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan dalam pekerjaan.
4. Mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas.
5. Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik
6. Menghindari diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi.
D. Obyektivitas Akuntan Manajemen (Objectivity of Management Accountant)
Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karenadisebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain.
Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk :
1. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif.
2. Sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang relevan yang dapat diharapkan untuk menghasilkan suatu pemahaman dari penggunaan laporan, pengamatan dan rekomendasi yang disampaikan.
WHISTLE BLOWING
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain, berkaitan dengan kecurangan yang merugikan perusahaan sendiri maupun pihak lain.
Whistle bowing dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Whistle blowing internal
Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya
2. Whistle blowing eksternal
Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Contoh Kasus : Kasus Mulyana W Kusuma tahun 2004. Menjabat sebagai sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Dalam kasus ini ICW melaporkan tindakan Mulyana W Kusuma kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan.
CREATIVE ACCOUNTING
Semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999).
Di dalam creative accounting ada pendapat yang mengatakan creative accounting di bagi dua jenis, yaitu yang legal dan illegal. Maksud dari legal di sini adalah yang sesuai dengan perundang-undangan atau sesuai peraturan yang berlaku, sedangkan yang illegal adalah yang menyalahi peraturan atau perundang-undangan ayang berlaku.
Contoh kasus (Legal) :
Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.
FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak.
Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.
FRAUD ( Kecurangan )
Secara umum fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain. Orang awam seringkali mengasumsikan secara sempit bahwa fraud sebagai tindak pidana atau perbuatan korupsi.
FRAUD AUDITING ( Kecurangan Audit )
Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
Contoh Kasus : Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Penelitian COSO menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC. Diantaranya adalah :
1. Kecurangan keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta.
2. Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen.
3. Dua puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.
Ref :
http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/Fraud%28kecurangan%29.pdf
http://finance.dir.groups.yahoo.com/group/kasusakuntansi/message/71
Hansen and Mowen, Akuntansi Manajemen, dialihbasakan oleh Ancella A, Hermawan, Jakarta : Erlangga, 1999Henry Simamora, 1999. Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat.
--- In kasusakuntansi@yahoogroups.com, yusuf wicaksono
<yusufwicaksono@...> wrote:
>
> Salam semuanya........
>
> Thank's atas tanggapan moderator & rekan-rekan semua....Nyambung
terus nich pertanyaanya...
>
>
> 1. About Creative Accounting
>
> Saya ingin memperluas pengetahuan saya tentang CREATIVE
"ACCOUNTING.Sebenarnya creativity seperti apa yang dimaksud
disini...apa hanya istilah saja untuk menggambarkan keragaman
metode-metode dalam akuntansi, atau dia adalah varian baru dalam ilmu
akuntansi (ya semacam Cost Accounting,akuntansi SDM dll).Kalau ada
CREATIVE ACCOUNTING yang ilegal berarti ada juga yang legal. Mana yang
legal .. mana yang ilegal... gimana yahh..??? (Please ..!!Give me more
explanation......saya akan sebarkan informasi di forum ini sebagai
pembelajaran buat rekan2 saya....soalnya semua pada pasif atau mungkin
malu bertanya kali?....
>
>
> 2. Jurnal Hutang pada A/R
>
> Ilustrasinya begini ; CV.ABC mensupplai bahan baku untuk PT.XYZ.
Disamping itu CV.ABC juga membeli Produk jadi dari PT.X.Di buku CV.ABC
hal itu menyebabkan munculnya Piutang PT.XYZ akibat transaksi jual row
material dan muncul Hutang PT.XYZ karena kita beli produk jadinya.
> Suatu saat PT.XYZ pailit sampai akhirnya di CV.ABC tersisa saldo
Piutang dan Hutang PT.XYZ.
> Untuk mengurangi saldo menggantung di buku mereka, CV.ABC
melakukan jurnal Hutang pada Piutang PT.XYZ sehingga saldo hanya
menggantung di salah satu account saja, dengan argumen .. toh
orangnya/badan hukumnya sama.
>
> Pertanyaanya :
> a. creative accounting ??? bolehkan kita melakukan jurnal (bis
dibilang write off) seperti hal di atas ??
> b. Tentang kaidah membuat jurnal, apa yang harus kita jadikan
pegangan??
>
> Sekian ,... saya tunggu tanggapan dari rekan-rekan.
>
>
>
>
> Yusuf
>
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://asia.messenger.yahoo.com
Tanggapan Moderator atas kasus bapak yusuf mohon kritik, saran,
tambahan, argumentasi, solusi sangat diharapkan
Bapak Yusuf Wrote :
salam semuanya........
----------End Of Quote------------------------------------------------
Tanggapan Moderator :
"Salam juga pak.......:P"
--------------------------------------------------------------------------------\
--
Bapak Yusuf Wrote :
Thank's atas tanggapan moderator & rekan-rekan semua....Nyambung terus
nich pertanyaanya...
-------------------------------End of Quote---------------------------
Tanggapan Moderator :
"Wah pak sama - sama pak, saya senang banget koq pak dengan pertanyaan
bapak, jadi kalo masih ada yang mengganjal silahkan saja dilontarkan
terus pada milis.....mudah - mudahan milis ini akan memberikan jawaban
sampai bapak puas dengan jawabannya, walaupun kepuasan itu sifatnya
relatif dimata setiap manusia ya pak...."
----------------------------------------------------------------------------
Bapak yusuf Wrote :
1. About Creative Accounting
Saya ingin memperluas pengetahuan saya tentang CREATIVE
ACCOUNTING.Sebenarnya creativity seperti
apa yang dimaksud disini...
--------------------------End of Quote--------------------------------
Tanggapan Moderator :
"Creative accounting itu tidak bisa kita katakan legal atau ilegal,
mengapa ?"
Coba kita tengok definisi dari berbagai macam sumber mengenai CREATIVE
ACCOUNTING, dibawah ini :
"`Creative accounting' menurut Amat, Blake dan Dowd [1999] adalah
sebuah proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman
pengetahuan akuntansi (termasuk didalamnya standar, teknik dsb.) dan
menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan."
"Naser [1993] dalam Amat et.al. [1999] medefinisikan `creative
accounting' sebagai berikut: The process of manipulating accounting
figures by taking advantage of loopholes in accounting rules and the
choice of measurement and disclosure practices in them to transform
financial statements from what they should be, to what prepares would
prefer to see reported, …..and The process by which transactions are
structured so as to produce the required accounting results rather
than reporing transaction in neutral and consistent way."
"Stolowy dan Breton [2000] menyebut `creative accounting' merupakan
bagian dari `accounting manipulation' yang terdiri dari `earning
management' , `income smoothing' dan `creative accounting' itu sendiri."
"jadi "creative" disini tergantung kembali dari maksud dan tujuannya
juga pak. dikatakan ilegal apabila memang ternyata sudah menyalahi
prosedur atau perundang - undangan yang berlaku.
"Memang sayapun tidak ingin munafik bahwa pasti setiap perusahaan
ingin memaksimalkan profitabilatas perusahaan dan para akuntan
se"CREATIVE" mungkin untuk menggunakan kemampuannya untuk menampakan
laporan keuangan dengan sangat - sangat cantik dan apik (Godain donk
:P)[Laughing, Joking]......"
"Dalam melakukan hal ini (Creative Accounting) banyak hal bisa
dilakukan dengan memanfaatkan "LOOPHOLE" yang ada dalam peraturan itu
sendiri==> maksudnya memanfaatkan kelemahan peraturan, seperti membuat
transaksi yang belum pernah ada dalam peraturan (ini juga bisa
dikatakan sebagai "CReaTIVITY" karena ternyata diundang - undang atau
standar tidak dinyatakan perlakuannya) atau dengan cara memanfaatkan
peraturan yang ada yang diperbolehkan untuk menghasilkan KEUNTUNGAN
ATAU KERUGIAN."
"Dalam pemahaman mengenai `creative accounting' ini bukan berarti
akuntan Saja yang memanfaatkan pemahaman akuntansi tersebut, tetapi
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan kekuatan untuk menggunakan
`creative accounting' tersebut, seperti manajer, pemerintah, asosiasi
industri dan sebagainya. (Sederhanya ya pak)"
--------------------------------------------------------------------------------\
------------
Bapak yusuf Wrote :
apa hanya istilah saja untuk menggambarkan keragaman metode-metode
dalam akuntansi, atau dia adalah varian baru dalam ilmu akuntansi (ya
semacam Cost Accounting,akuntansi SDM dll).
--------------------------------------------------------------------------------\
---------------
Tanggapan moderator :
Didalam Cost accounting, manajerial accounting, management accounting,
corporate finance atau accouting terdapat "creative accounting"
didalamnya....ehm jadi bisa juga dikatakan berbagai macam metode
pak.......
--------------------------------------------------------------------------------\
---------------
Bapak Yusuf Wrote :
Kalau ada CREATIVE ACCOUNTING yang ilegal berarti ada juga yang legal.
Mana yang legal .. mana yang ilegal... gimana yahh..??? (Please
..!!Give me more explanation......saya akan sebarkan informasi di
forum ini sebagai pembelajaran buat rekan2 saya....soalnya semua pada
pasif atau mungkin malu bertanya kali?....)
--------------------------------------------------------------------------------\
-------------
"Saya dengan senang hati dan ikhlas menjelaskan kepada bapak, dan
tolong promosikan milis ini pada rekan2 bapak juga, jadi enakan kalo
semua satu persepsi mengenai hal ini"
"Creative Accounting yang ilegal apabila : sudah ada unsur pidananya
pak...."
"Hukum Pidana : Hukum kejahatan, hukum yang mengatur prosedur pidana,
perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana. Hukum ini menjelaskan
apabila orang atau korporasi telah memperkaya diri sendiri/orang lain/
korporasi dengan cara melawan hukum dan memiliki potensi untuk
merugikan kerugian keuangan dan atau perekonomian negara. Termasuk
didalamnya mengambil sebagian atau seluruh barang atau hak orang lain
dengan tujuan untuk memiliki atau memperoleh keuntungan. Bisa juga
pencurian barang atau hak yang dipercayakan atau berada dalam
kekuasaan si pelaku dan ada penyalahgunaan kewenangan atau kepercayaan
oleh si pelaku"
Contoh 1 :
1. Salah satu (Ada banyak lagi) creative accounting yang ilegal dalam
Kasus ENRON yang menggunakan SPE (Special Purpose entity) untuk
menghasilkan keuntungan yang tidak wajar.
Contoh 2 :
Perusahaan Kosmetik PT. PASHER CARDING memiliki produk kosmetik yang
belum selesai penelitiannya. Tetapi permintaan akan produk kosmetik
tersebut memiliki banyak permintaan dipasar.
Karena banyaknya permintaan Bapak AFTON selaku marketing manager
mengatakan kepada Presiden direktur Bpk. Daeng Marowa untuk segera
melakukan penjualan dipasar karena tidak ingin melepaskan momen
permintaan yang banyak.
Padahal penelitian atas produk tersebut yang dilakukan oelh departemen
R & D belum selesai. Departemen R & D Pun belum bisa menjawab apakah
akan ada efek samping apabila menggunakan produk kosmetik tersebut!.
Tetapi marketing manager tetap memprovokasi bapak Presiden direktur
untuk melakukan peluncuran produk tanpa mempedulikan hasil Riset!.
Bapak Daeng Marowa , selaku presiden direktur meminta nasihat kepada
Departemen GA mengenai Proses hukumnya, ternyata bapak Handi Priono
selaku Manager GA menganjurkan untuk membuat PT. baru, dan mengatas
namakan produk tersebut adalah buatan PT. baru, lalu Bapak Presiden
direktur mengatakan "mengapa begitu?, mengapa harus membetuk
perusahaan baru ?".
Bapak Handi menjawab : " jika nanti ternyata memang ada pengaduan
mengenai efek samping dan konsumen merasa dirugikan maka, PT. baru
tersebut yang akan disalahkan, jika terjadi sengketa dan tidak bisa
mengganti rugi, maka akan dikatakan pailit, jadi resikonya kecil dan
tidak akan memakan ganti rugi yang besar. sebaliknya jika ternyata
tidak terjadi efek samping ataupun tidak terjadi permasalah malahan
berhasil, maka kita akan membeli merek produk tersebut dengan harga
sangat murah dan meneruskan penjualan!!!!".
"Loch koq akuntansi bawa - bawa hukum segala, bukannya Akuntansi hanya
berhubungan dengan angka aja ?"
"Tidak begitu juga, akuntansi juga bagian dari hukum, bisa terlihat
didalam Persamaan akuntansi Asset = Liabilities + OE dari sini saja
sudah terlihat hubungan hukumnya bukan?"
Creative Accounting yang Legal : ya kebalikan dari ilegal diatas dan
definisi dari berbagai macam sumber diatas tadi...(Coba tengok lagi
diatas jika lupa), tetapi memanfaatkan kemampuan akuntannya dalam
melakukan berbagai metode yang sebenarnya diperbolehkan juga didalam
peraturan demi melindungi kepentingan para stakeholders.
Contoh 1: (Kreativitas dalam hal profitabilitas)
1. Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus
persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih
besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karena
Asumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan
yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode
identifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.
FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan
arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai
melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang
tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan
kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen,
maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal
penundaan pajak.
Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan
perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang
kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO
hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini
memilih untuk tidak menggunakan LIFO.
Contoh 2 : (Kreativitas dalam hal Profitabilias)
2. PT. ABC lebih memilih Metode Depresiasi Saldo menurun dibandingkan
Garis Lurus dalam melakukan penyusutan peralatan kantornya.
Contoh 3 : (Kreativitas dalam hal mengecilkan Pajak dan Kepentingan
Pemegang Saham tetap Aman)
2. Perusahaan PT. ABC membutuhkan suntikan dana segar, PT. ABC
mendapat dua alternatif, yaitu : Dengan menerbitkan surat hutang atau
dengan menerbitkan saham baru. ternyata PT. ABC lebih memilih untuk
menerbitkan surat hutang karena dengan menerbitkan surat hutang makan
secara otomatis akan ada beban bunga yang harus dibayarkan kepada
kreditor. Karena beban perusahaan akan meningkat dalam beban bunga
secara otomatis akan menekan NET INCOME, dengan NET INCOME yang
kecil maka akan dikenakan PAJAK YANG KECIL PULA. Selain itu dengan
menerbitkan surat hutang dibandingkan dengan Menerbitkan saham baru
sudah barang tentu akan melindungi kepentingan Pemegang saham, mengapa
? karena jika Menerbitkan saham baru sudah barang tentu akan
menyebabkan munculnya pemegang saham baru yang memiliki kepentingan
dan pola pikir yang berbeda dalam tujuan perusahaan kedepan.
--------------------------------------------------------------------------------\
-----------------
Bapak yusuf wrote Contoh kasus bertahap (Stage 01 Engage)....
2. Jurnal Hutang pada A/R
Ilustrasinya begini ; CV.ABC mensupplai bahan baku untuk PT.XYZ.
-----------------End of Stage 01----------------------------
Solusi Jurnal dari moderator :
CV. ABC :
Account Receivable (DR)
Cost of Good Sold (CR)
Sales Revenue (CR)
Merchadise Inventory (CR)
PT. XYZ :
Merchandise Inventory (DR)
Account Payable (CR)
----------------------------------------------------------------
Bapak yusuf wrote Contoh kasus bertahap (Stage 02 Engage)....
Disamping itu CV.ABC juga membeli Produk jadi dari PT.XYZ.
---------------------End of Stage 02------------------------------
PERTANYAAN :
PERUSAHAAN BAPAK BELI PRODUK JADI UNTUK APA PAK ?
UNTUK DIJUAL LAGI ATAU DIGUNAKAN DALAM OPERASI PERUSAHAAN
SOALNYA BAPAK BELUM MENJELASKAN PRODUK YANG DIBELI DISINI DIGUNAKAN
UNTUK APA BAGI PERUSAHAAN BAPAK....?
---------------------------------------------------------------------
Bapak yusuf wrote atas konklusi transaksi :
Di buku CV.ABC hal itu menyebabkan munculnya Piutang PT.XYZ akibat
transaksi jual row material dan muncul Hutang PT.XYZ karena kita beli
produk jadinya.
------------------End Of Quote-----------------------------------
Tanggapan Moderator :
Secara logika sich sudah benar.....(Gimana menurut rekan - rekan
milis)...TAPI BAPAK BELI FINISHED GOOD NYA DALAM BENTUK APA ? DAN
APAKAH BERTUJUAN UNTUK DIJUAL KEMBALI ATAU DIGUNAKAN DALAM OPERASI ?
---------------------------------------------------------------------
Bapak yusuf wrote :
Suatu saat PT.XYZ pailit sampai akhirnya di CV.ABC tersisa saldo
Piutang dan Hutang PT.XYZ.
----------------end of quote------------------------------
Tanggapan Moderator :
Kalo sudah pailit, minta surat keputusan MENKEH DAN HAM, SUDAH ADA
BELUM DALAM LEMBARAN BERITA NEGARA, FOTOCOPY KORAN YANG MENYATAKAN
BAHWA INFO PERUSAHAAN TERSEBUT PAILIT.
--------------------------------------------------------------------
Untuk mengurangi saldo menggantung di buku mereka, CV.ABC melakukan
jurnal Hutang pada Piutang PT.XYZ sehingga saldo hanya menggantung di
salah satu account saja, dengan argumen .. toh orangnya/badan hukumnya
sama.
------------------------End Of Quote--------------------------------
Tanggapan Moderator :
Tinggal di write off aja koq pak................kalo emang dah pailit...
--------------------------------------------------------------------
Bapak yusuf Wrote :
Pertanyaanya :
a. creative accounting ??? bolehkan kita melakukan jurnal (bis
dibilang write off) seperti hal di atas ??
----------------End Of Quote-----------------------------------
Tanggapan Moderator :
Boleh pak, jawabannya boleh......
----------------------------------------------------------------
Bapak yusuf Wrote :
b. Tentang kaidah membuat jurnal, apa yang harus kita jadikan pegangan??
Sekian ,... saya tunggu tanggapan dari rekan-rekan
Yusuf
------------------end of Quote-------------------------------------
Tanggapan moderator :
Kaidah membuat jurnal bisa mengacu contohnya di buku Accounting
Princples terbitan Accounting Principles ,Weygandt. Kieso. Kell atau
Fess and Warren.
Dasar hukumya bisa mengacu pada.
PSAK No. 1 : Penyajian Laporan Keuangan (revisi 1998)
PSAK No. 9 : Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek
PSAK No. 14 : Persediaan
PSAK No. 23 : Pendapatan
PSAK No. 14 : Persediaan
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER
Regards,
Moderator
Dian Arief Wahyudi
Atas Nama Tuhan, Bangsa dan Almamater
Contact me at :
Personal Phone : 08881767489 (Profesional Purpose Only)
Personal Email :andhie_maverick@...
YM_ID : andhie_Maverick (Add me for Consultation)
See my Blog : http://askandhie.blogspot.com
http://groups.yahoo.com/group/kasusakuntansi
To Join :
Please send blank email to : kasusakuntansi-subscribe@yahoogroups.com
(PLEASE TELL EVERYONE ABOUT THIS VALUABLE GROUPS--ITS FREE--EVERYONE
COULD JOIN)